Jenglot, adalah Makhluk Misterius

https://motifunny.blogspot.com/2010/06/jenglot-adalah-makhluk-misterius.html

Jenglot, makhluk misterius dari Indonesia merupakan fenomena aneh yang mulai menyebar dimasyarakat pada tahun 1997an. Jenglot merupakan sebuah benda/makhluk(saya bingung menentukan apakah benda atau makhluk)yang berbentuk manusia kecil dengan tubuh tak lebih dari 12 cm dan rambutnya yang panjang, jarang dan kaku melewati kaki, serta kuku-kukunya yang panjang.

Jenglot diyakini masyarakat adalah sebagai seorang manusia yang mempunyai ilmu sakti dimasa lalu (mungkin pertapa gitu) yang meninggal, tetapi tubuhnya ditolak oleh bumi, sehingga tubuhnya tidak hancur melainkan menciut hingga menjadi bentuk seperti jenglot. Berarti diyakini bahwa "jenglot itu dulunya adalah seorang manusia"...

Jika ditelaah dari segi ilmiah, jelas tidak mungkin ada suatu fenomena seperti ini. Tubuh manusia pasti akan terurai jika dikubur didalam tanah.

Yang lebih anehnya lagi, biasanya jenglot muncul secara tiba-tiba atau pada saat para orang sakti (dukun) melakukan ritual mistis tingkat tinggi.

Lalu menurut orang sakti, jenglot harus diberi makan darah, satu tetes darah tiap periodenya (berapa minggu/hari sekali, saya kurang tau). Uniknya, setiap kali jenglot tidak dikasih tetesan darah sesuai ketentuannya pasti akan ada kesialan yang menimpa penduduk sekitar.

Benarkah ini semua hanya mistis, ataukah bisa dijelaskan secara ilmiah?

Menurut sumber yang saya dapat, jenglot ternyata pernah diteliti secara ilmiah. Berikut kutipan dari artikel tersebut.

Ahli Forensik FKUI-RSCM: Jenglot Bukan Manusia

JENGLOT pernah diperiksa dr Budi Sampurna DSF di bagian Forensik RSCM. Benda sepanjang 10,65 cm, menyerupai boneka menyeramkan itu memiliki bagian serupa kepala, badan, tangan dan kaki serta rambut terurai sepanjang 30 cm. Ukuran masing-masing tampak proporsional. Hanya saja, ukuran kuku-kuku jarinya serta taring sangat panjang. Taring mencuat hampir sepanjang ukuran kepala, kuku juga panjang dan meruncing hingga bukan tidak mungkin membuat bulu kuduk penonton berdiri. "Setiap 35 hari pada Jumat Legi, kita kasih satu tetes darah dicampur minyak javaron seperti kalau banyak orang memberikan sesaji berupa kembang atau kemenyan,” kata Hendra.

Tak ada yang tahu apakah darah tersebut benar-benar diminum atau tidak oleh makhluk seberat 37,2 gram itu. Menurut Hendra, dalam tubuh jenglot masih terdapat kehidupan. Tanda kehidupan itu, menurutnya, dapat dilihat dari bola matanya yang bisa berpindah setiap saat serta rambut dan kukunya yang memanjang. Benarkah jenglot dan kawan-kawannya itu masih hidup atau setidaknya pernah hidup? Hendra dengan berani mengajukan “tantangan” agar para ahli kedokteran menelitinya secara objektif. Tampaknya gayung bersambut. Pihak forensik RSCM tertarik untuk meneliti “kemanusiaan” jenglot. Tentu saja bukan berdasarkan ilmu klenik, tapi secara medis berdasarkan ilmu pengetahuan. Maka pada hari Kamis, 25 September 1997 siang, makhluk jenglot dibawa ke RSCM untuk diperiksa secara medis. Ruang forensik dan ruang rontgent RSCM mendadak penuh sesak pengunjung.

Mereka terdiri dari paramedis, mahasiswa kedokteran, wartawan dan sejumlah pengunjung RS yang tertarik melihat kedatangan jenglot yang ditaruh dalam kotak kayu berukir itu. Ahli Forensik FKUI-RSCM, Budi Sampurna DSF mengatakan, pemeriksaan jenglot dengan latar belakang seperti yang telah diketahui masyarakat luas merupakan tantangan menarik bagi dunia kedokteran untuk membuktikannya dari segi keilmuan. Menurut dr Budi, guna membuktikan kemanusiaan jenglot, maka akan dilakukan deteksi dengan alat rontgent untuk mengetahui struktur tulangnya serta pemeriksaan bahan dasar kehidupan seperti C,H,O atau proteinnya.

Untuk keperluan tersebut, ahli forensik mengambil sampel dari bahan yang diduga sebagai kulit atau daging jenglot serta sehelai rambutnya. Pengambilan sampel dilakuan sendiri oleh Hendra yang saat datang ke RSCM membawa serta tiga batang hio. "Untuk jaga-jaga, jangan-jangan ada yang kena sawab-nya (pengaruh)," katanya perihal hio.

Dokter Djaya Surya Atmaja kemudian memotret dan mengukur berbagai bagian “tubuh” jenglot. Setelah itu dokter spesialis radiologi, dr Muh Ilyas memeriksa jenglot menggunakan sinar X. Dalam pemerikasaan lebih lanjut Hendra menolak barang koleksinya dibedah. Alasannya, jasad Jenglot akan rusak. "Akibat tidak baik bagi kita semua," katanya.

Usai pemeriksaan ternyata hasilnya menyatakan jenglot tak memiliki struktur tulang. Hasil rontgent yang disaksikan puluhan wartawan, paramedis, mahasiswa praktek, ternyata hanya menampilkan bentuk struktur menyerupai penyangga dari kepala hingga badan. Selain itu terlihat juga jaringan kuku dan empat gigi selebihnya tak ada. "Ada bagian jaringan serupa daging, namun kita belum bisa memastikan apakah itu daging atau bahan lainnya," kata Muh Ilyas.






0 comments:

Posting Komentar

Support by: Download Aplikasi Android Gratis - Potongan Rambut Terbaru | New Hairstyle - Informasi Paling Hot Terupdate
Copyright © 2015 Motifunny Design by MOTIFUNNY - All Rights Reserved